Friday, 26 June 2015

Wisata Budaya dan Sejarah Keraton Yogyakarta

No comments :
Wisatawan.co.id - Keraton Yogyakarta menjadi salah satu tempat yang harus dikunjungi jika kita mengunjungi kota Yogtakarta. Karena Keraton Yogyakarta merupakan tempat wisata yogyakarta yang memiliki nilai sejarah termasuk juga sejarah perjuangan Indonesia. Sangat pentingnya peran Keraton Yogyakarta bagi bangsa Indonesia, provinsi ini diberi predikat daerah istimewa. Predikat istimewa itu ditandai dengan masih dipertahankannya sri sultan, pemimpin keraton jogja yang berfungsi sebagai pemimpin daerah atau gubernur.

Keraton Yogyakarta sudah 10 kali berganti kempemimpinan. Sultan sri hamegkubuwono X,merupakan pemimpin yang masih memimpin sampai saat ini, merupakan sri sultan termuda yang masih tetap hidup di jaman modern ini. sementara sri sultan hamengku buwono I sendiri mulai memerintah keraton jogja dari tahun 1755 sampai dengan 1792. Sistem kepimpinan keraton adalah monarki absolut yang artinya bahwa pemimin akan dipilih berdasarkan keturunan yang bersifat mutlak. Rakyat tidak bisa menentukan siapa pemimpin yang akan berkuasa karena konsep keraton adalah pemimpin harus berasal dari darah biru.

Sesuatu yang menarik dari keraton yogyakarta adalah bentuk bangunan yang unik khas jawa. Semua posisi bangunan yang ada di keraton diatur berdasarkan konsep kosmologi jawa. Berdasarkan konsep tersebut, alam dibagi menjadi tiga bagian yaitu posisi atas sebagai tempat para dewa, bagian tengah dihuni manusia dan posisi bawah merupakan tempat kekuatan jahat. Tata ruang keraton jogja sendiri disusun atas dasar konsep pola konsentrik. Berikut penjelasan tentang pola konsentrik pada keraton jogja.

Alun-alun merupakan bagian paling luar dari Keraton Yogyakarta. Keraton Yogyakarta memiliki dua alun-alun yang masing-masing terletak di bagian utara dan selatan. Selain itu, Keraton Yogyakarta juga memiliki lapisan kedua yaitu siti hinggil halaman dengan pelataran yang ditinggikan.

Sama seperti alun-alun, siti hinggil juga terdapat di kedua sisi keraton yaitu selatan dan utara. Pada siti hinggil bagian utara, kita akan melihat bangsal manguntur tangkil dan bangsal witana yang berfungi sebagai tempat menyelenggarakan upacara kenegaraan. Siti hinggil selatan sendiri digunakan untuk latihan para prajurit.

Supit urang merupakan bagian akhir dari siti hinggil yang merupakan jalan melingkar, pelataran Kemandhungan merupakan lapisan ketiga dari Keraton Yogyakarta yang juga terdapat di belahan utara dan selatan. Lapisan ketiga ini merupakan transisi untuk mencapai ke pusat Keraton Yogyakarta. Selain merupakan ruang tunggu para abdi dalem yang hendak menghadap sri sultan, tempat ini juga digunakan sebagai ruang pengadilan suatu perkara.

Lapisan berikutnya dari Keraton Yogyakarta adalah pelataran sri manganti yang memiliki sebuah bangsal sebagai ruang tunggu. pada lapisan keempat ini terdapat pula bangsal trajumas. lapisan akhir di keraton jogja merupakan kedathon yang terdiri dari tiga bagian yaitu pendopho, pringgitan dalem dan tratag.

Perbedaan dari keraton jogja adalah kehidupan para abdi dalem yang masih dilestarikan sampai sekarang. Bagi mereka yang mau menjadi abdi dalem, pekerjaaan ini bukanlah berdasar pada materi atau besarnya penghsasilan yang akan didapat melainkan pengabdian yang tulus.

Banyak para abdi dalem yang datang dari jauh, seperti daerah prambanan, dan untuk mencapai keraton mereka masih menggunakan sepeda. Tentu saja busana yang dikenakan adalah busana khas abdi dalem yang salah satu cirinya adalah penggunaan blankon.
Comments
0 Comments

No comments :

Post a Comment